Sekelumit isi hati.

Ternyata, kehidupan ini benar-benar singkat.
Rasanya baru kemarin saya kecil, merasakan kenangan-kenangan masa kecil yg menyenangkan. Melakukan permainan bersama teman satu kampung.
Sekarang keadaannya sungguh berbeda, teman-teman bermain, lama kelamaan hilang. Pergi marentau untuk mencari penghasilan, demi sesuap nasi katanya.
Kasih sayang orang tua pun, sekarang tiada. Orang yg selama ini membimbingku, mendorong semangatku saat ku lrlah menghadapi dunia ini, memberikan doa, bahkan pujian disaat saya sukses menapaki anak tangga kehidupan, telah tiada. Ya, kedua orang tuaku..semua telah tiada. Tinggal aku, seatang kara harus menapaki jalanan terjal yg diberi nama ujian kehidupan. Tak ada lagi obrolan- obrolan atau candaan saat kita minum teh bersama. Kadang, aku sangat rindu suasana itu.. Suasana yg tak mungkin bisa kuulang lagi dengan mu, pak. Suasana dimana kau menuntunku menjalani ujian ini, walaupun mungkin kurasa sangat singkat, kau jadi mentorku, tapi aku yakin semua akan baik-baik saja.. Memang, sekarang waktukulah untuk menggantikanmu, bukan sebuah beban, karena memang semua itu pasti ada saatnya.. Mungkin, besok atau lusa.. Aku akan menikmati lagi saat-saat seperti dulu.. Disaat kita bisa duduk bersama sambil minum teh dan ngobrol santai.. Di suatu tempat yg disebut surga..
Pak, tenanglah disana, yakinlah bahwa anakmu ini akan baik-baik saja.. Yakinlah, anakmu olini akan tetap selalu mendoakanmu, mendoakan istrimu yg juga ibuku.
Yakinlah, pelajaran- pelajaran penting tentang kebaikan dan kehidupan akan selalu kuajarkan pada keturunanmu.
Take care my mother, and i promise to take care everything that we have.
And, i always prays to Allah, that u and my mother will be ok there, dad.
Thank you soo much.. About everything that u learn to me, dad.